-->

iklan bawah header

Torque Converter: Fungsi, Komponen dan Cara Kerjanya pada Transmisi Matic Kendaraan

Torque converter - Pada mobil matic yang dilengkapi dengan torque converter sebagai komponen di sistem pemindah tenaga (power train system). Komponen ini yang menjadi pembeda antara sistem mobil matic dengan mobil manual. Kondisi kendaraan matic saat ini yang banyak diminati oleh konsumen menjadi tanggung jawab pemilik dalam merawat siste matic tersebut, terutama yang menggunakan torque converter pada sistemnya. Tujuannya adalah apabila terjadi kerusakan atau gangguan, pemilik mengetahui cara mengecek dan langkah perbaikannya. 


PENEGRTIAN TORQUE CONVERTER

Penting kehadirannya pada sistem transmisi yang digunakan pada mobil matic yang membutuhkan komponen yang disebut sebagai torque converter untuk menghubungkannya ke putaran mesin. Pada Mobil komponen torque converter ini juga disebut sebagai kopling hidrolik. 

Pengertian torque converter adalah komponen sistem pemindah tenaga (power train) yang akan menghubungkan antara putaran dari mesin dengan transmisi otomatis. Komponen ini berisi minyak transmisi atau Automatic Transmission Fluid (ATF). Komponen ini juga yang membedakan antara mobil matik dan manual, karena jika mobil manual masih menggunakan sistem kopling gesek akan tetapi dimobil matic menggunakan kopling hidrolik yang bekerja secara otomatis. Walaupun kedua sistem cara kerjanya berbeda, namun fungsi keduanya tetaplah sama. 

Jika torque converter rusak atau bermasalah, maka akan dapat mempengaruhi kinerja transmisi otomatis. Umumunya usia pemakaian dari torque converter ini adalah sekitar 10 tahun, jika sudah lebih maka beberapa kerusakan dari fungsi bisa saja mulai terjadi. 


FUNGSI TORQUE CONVERTER

Sebagai sistem kopling dalam mobil matic, berikut ini beberapa fungsi dari torque converter : 

  1. Sebagai kopling otomatis (automatic clutch) pada mobil matic, di mana akan meneruskan tanaga dari mesin ke transmisi secara hidrolik. 
  2. Sebagai peredam ketika terjadi getaran puntir (torsional vibration) yang terjadi dari engine dan drive train, sehingga perpindahan tenaga terasa halus. 
  3. Meningkatkan torque (momen puntir) yang dihasilkan mesin. 
  4. Meratakan dan menghaluskan putaran pada mesin sehingga mencegah terjadinya stall. 


KOMPONEN TORQUE CONVERTER 

Kopling hidrolik ini memiliki beberapa komponen yang akan bekerja untuk memenuhi fungsi utamanya. 

Terdapat lima komponen penting yang terdapat pada alat ini. Berikut macam-macam komponen dan penjelasannya 

1. Cover Konverter 

Komponen ini merupakan wadah dari berbagai komponen secara keseluruhan yang akan menutup turbin dan pompa impeller, sehingga saat mesin berputar aliran dari fluida tidak akan dapat keluar untuk mencegah kebocoran.  Karena jika terjadi kebocoran, transmisi otomatis pada mobil matic tidak akan bekerja. 

Cover ini dihubungkan dengan beberapa komponen konverter lainnya, seperti impeller pump dan flywheel mesin. ketika mesin hidup, maka cover akan ikut berputar mengikuti putaran mesin. Umumnya kerusakan yang sering terjadi pada konverter adalah cover ini yang sudah usang atau retak yang membuat terjadi kebocoran. 

2. Pompa Impeller 

Merupakan kipas pertama yang akan bergerak bersama-sama sesuai dengan putaran poros engkol. Penempatan pompa Impeller dipasang dengan poros engkol di drive case. Sehingga, apabila porosnya berputar maka pompa impeller juga ikut berputar. Ketika terjadi putaran tersebut, akan mmenimbulkan energi kinetik. Energi ini adalah gaya sentrifugal atau lempar pada minyak transmisi otomatis. Prinsipnya, fluida nantinya akan terlempar dan menggerakkan sudu-sudu pada turbine runner. 

Pompa impeller ini juga memiliki beberapa bagian, yaitu: guide ring dan juga vane. Guide ring berfungsi membuat celah sehingga aliran fluida transmisi otomatis jadi lancar. 

3. Turbine 

Disebut juga sebagai turbine runner yang merupakan kipas kedua yang berhadap-hadapan dengan pompa impeller. Turbine ini memiliki fungsi untuk menerima tenaga yang memiliki tekanan dari aliran fluida minyak transmisi. Fluida transmisi otomatis yang diterima oleh turbin diubah dari energi kinetis menjadi energi mekanik. Bentuknya hampir sama dengan pompa impeller, bedanya adalah letaknya yang mengambang dalam cover. Pada bagian tengahn dihubungkan dengan poros input transmisi,  di mana saat turbin berputar maka poros tersebut juga ikut berputar. 

4. Stator 

Komponen tstator terletak antara pompa impeller dengan turbin, atau berada di antara dua kipas yang saling berhadapan. Bentuk stator seperti kipas yang berfungsi untuk mengalirkan fluida transmisi, yang dari turbin kembali lagi ke pompa impeller. Fluida yang dalam keadaan masih memiliki tekanan, akan diarahkan kembali menuju pompa impeller yang bertujuan meningkatkan tenaga putar yang terdapat pada pompa impeller. 

Pemasangan stator pada poros yang diikatkan dengan transmisi chase dari one way clutch. Adapun fungsi dari one way clutch adalah agar stator memiliki putaran yang searah dengan pompa impeller.

5. Lock Up Clutch 

Komponen ini pada dasarnya sama dengan kampas kopling gesek, bahan yang dipakai juga sama seperti kampas kopling. Memiliki fungsi untuk menghubungkan turbin dengan cover torque converter di RPM tertentu sehingga perbandingan putaran flywheel dan input transmisi bisa sama.


PRINSIP KERJA TORQUE CONVERTER

Prinsip kerja dari torque converter adalah memanfaatkan aliran fluida torque converter yang bekerja menggunakan prinsip perpindahan energi melewati media zat cair. Perhatikan gambar diatas, prinsip kerja ini seperti ilustrasi dua buah kipas angin yang diletakan secara berhadapan dengan jarak yang cukup dekat. 

Apabila kita menghidupkan salah satu dari kipas angin tersebut, maka kipas yang ada dihadapan tersebut akan ikut berputar. Jika putaran kipas pertama rendah, kemungkinan kipas kedua akan berputar cukup kecil atau bahkan tidak bisa berputar. Namun, setelah putaran kipas pertama diperbesar maka secara otomatis putaran kipas kedua akan semakin cepat. 

Hal tersebut terjadi karena energi putar pada kipas pertama diubah menjdi aliran udara yang bertekanan. Sehingga aliran udara tersebut akan mengarah ke kipas kedua, dan saat aliran udara bertekanan ini menyentuh dari sirip kipas maka kipas kedua akan berputar seperti kincir angin. Prinsip tersebut yang dipakai dalam torque converter, bedanya komponen menggunakan fluida sebagai media penekan.

 

CARA KERJA TORQUE CONVERTER

Cara Kerja Torque Converter cara kerja torque converter 


1. Saat RPM mesin idle 

Saat kondisi mesin dihidupkan keadaan RPM idle, maka putaran dari flywheel dihubungkan ke impeller pump melalui cover converter. Dalam cover ini, putaran pada impeller akan menimbulkan aliran fluida. 

Fluida mengalir dari impeller masuk ke sirip turbin, kemudian masuk ke bagian tengah turbin, setelah itu mengalir ke stator dan kembali ke impeller melalui pada bagian tengah impeller. Aliran yang mengenai sirip turbin belum memiliki tekanan untuk memutar turbin karena RPM mesin masih keadaan rendah. Kondisi ini akan membuat sistem kopling yang terbebas. 

2. Saat RPM mesin naik 

Saat kondisi mesin mulai digas sehingga RPM sedang, maka tekanan fluida yang melewati sirip turbin semakin besar. Hal tersebut membuat turbin mulai berputar namun RPM putaran turbin sangat kecil dikarenakan turbin menahan beban kendaraan. 

Saat  RPM mesin dinaikan lagi, maka tekanan fluida yang mengenai sirip turbin akan semakin besar dan membuat putaran turbin semakin cepat. Kecepatan dari putaran turbin akan mempercepat laju fluida yang kembali ke impeller. Aliran fluida tersebut akan melewati stator sehingga stator mengalami override yang membantu mengalirkan fluida kembali ke impeller dan membuat aliran fluida semakin lancar. 

Pada RPM tertentu, komponen lock up clutch akan bekerja. Lock up clutch berfungsi mencegah terjadinya kerugian tenaga (loss power) karena perbedaan moment. Karena penggunan aliran fluida ini akan menimbulkan kerugian pada putaran karena posisi turbin yang menahan beban mobil. Sehingga walaupun putaran impeller sudah sangat tinggi, putaran pada turbin masih belum mampu menyamai putaran dari impeller. 

Dengan adanya komponen lock up clutch ini, hal tersebut bisa diatasi dengan cara kerja lock up clutch tersebut yaitu saat pada kondisi RPM tertentu tekanan fluida akan mendorong turbin yang pada belakangnya terpasang lock up clutch ke arah cover converter. Sehingga putaran pada cover ini akan langsung diteruskan ke lock up clutch dikarenakan menggunakan bahan kampas seperti tipe kopling manual. Karena hal tersebut, maka membuat aliran tenaga dari flywheel masuk ke cover converter dan langsung ke turbin dengan perbandingan putaran 1:1. 


Salah satu yang menentukan dalam kinerja kopling fluida ini adalah volume fluida dalam converter. Selalu pastikan kondisi volume fluida didalam converter sesuai agar proses perpindahan tenaga bisa berlangsung secara maksimal. Penggunaan fluida yang dipakai biasanya sama seperti fluida transmisi matic atau ATF (Automatic Transmission Fluid). 

Jika putarannya lemah, maka jumlah minyak yang dihasilkan juga kurang. Kurangnya minyak transmisi otomatis akan sangat mempengaruhi input pada mesin transmisi, sehingga transmisi tidak akan jalan atau macet. Apabila dibiarkan saja akan menciptakan kerusakan material lainya. Jika transmisi otomatis pada mobil matic tidak berjalan, ada kemungkinan besar minyak transmisi yang dihasilkan torque converter tersebut kurang. Untuk mengatasinya, sebaiknya pergi ke bengkel untuk penanganan lebih lanjut dan menyeluruh kepada ahlinya.


Demikian pembahasan kali ini mengenai torque converter pada transmisi matic. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca,

Salam Teknika!


0 Response to "Torque Converter: Fungsi, Komponen dan Cara Kerjanya pada Transmisi Matic Kendaraan "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel