-->

iklan bawah header

Fungsi dan Cara Kerja Ignition Coil dalam Mesin Kendaraan

Di kehidupan sehari-hari, kendaraan bermotor telah menjadi bagian penting bagi banyak orang dalam mobilisasi. Dibalik kemudahan dan kehandalan pada mesin kendaraan, terdapat berbagai komponen yang bekerja secara bersinergi untuk menjaga performa optimal. Salah satu komponen yang sering kali terabaikan namun memiliki peran yang krusial adalah ignition coil atau koil pengapian. Pembahasan kali ini kita akan membahas fungsi dan cara kerj adari ignition coil.


Apa Itu Ignition Coil? 

Ignition coil adalah komponen utama dalam sistem pengapian kendaraan yang memiliki peran vital dalam kinerja mesin agar dapat menyala. Fungsi utama dari ignition coil sebagai komponen kelistrikan pada mesin kendaraan yang bertanggung jawab untuk mengubah arus listrik rendah dari baterai menjadi arus tinggi yang diperlukan untuk menyalakan campuran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar mesin saat proses pengapian melalui percikan busi. Dalam sebuah sistem pengapian pada mesin bensin, komponen ignition coil menjadi penentu yang memastikan agar pengapian mesin terjadi pada saat yang tepat. 


Fungsi Ignition Coil dalam Kinerja Kendaraan 

Kinerja yang optimal dari ignition coil penting untuk kelancaran kinerja mesin kendaraan. KOmponen ignition coil yang baik dapat menghasilkan lonjakan arus tinggi yang digunakan untuk menyalakan campuran bahan bakar dan udara secara tepat sesuai dengna waktu pengapian. Apabila ignition coil mengalami masalah atau kegagalan, maka dampaknya dapat merugikan bagi kendaraan. Misalnya, performa mesin kendaraan akan menurun, konsumsi bahan bakar menjadi tidak efisien, atau bahkan kendaraan bisa mogok karena tidak ada pengapian.  Berikut beberapa fungsi dari ignition coil pada kendaraan

1. Menghasilkan tegangan tinggi 

Fungsi utama ignition coil adalah menghasilkan tegangan tinggi yang diperlukan oleh busi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar saat proses pembakaran pada akhir langkah kompresi mesin bensin. Tegangan tinggi ini dapat mencapai 20.000 hingga 50.000 volt tergantung pada jenis mesin mobil dan kebutuhan busi. 

2. Mengubah arus listrik DC menjadi AC 

Komponen ignition coil juga berfungsi mengubah arus listrik DC (direct current) dari baterai mobil menjadi arus listrik AC (alternating current) untuk menghasilkan tegangan tinggi pada proses induksi elektromagnetik di dalam komponen ignition coil. 

3. Meningkatkan efisiensi pembakaran 

Apabila tegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition coil yang diperlukan oleh busi sesuai, maka dapat meningkatkan efisiensi dari pembakaran dalam ruang bakar. Kondisi pembakaran yang baik dan lebih efisien akan menghasilkan tenaga yang lebih besar dan emisi gas buang yang rendah. 

4. Menjaga kondisi mesin mobil 

Apabila ignition coil tidak berfungsi dengan baik, maka busi tidak akan dapat membakar campuran udara dan bahan bakar secara efektif. Efeknya adalah menyebabkan mesin mobil sulit dihidupkan, mesin bergetar, atau bahkan mati saat sedang digunakan. 

5. Menghemat konsumsi bahan bakar 

Hal ini karena pembakaran yang lebih efisien dan optimal maka akan membutuhkan jumlah bahan bakar yang lebih sedikit untuk menghasilkan tenaga yang sama


Cara Kerja Ignition Coil

Ignition coil bekerja dengan memanfaatkan proses induksi elektromagnetik. Cara kerja saat kunci kontak diaktifkan, mengakibatkan arus listrik dari baterai yang masih DC akan mengalir melalui kumparan primer dalam ignition coil, hal ini akan membentuk medan magnetik yang kuat di sekitar kumparan. Kemudian, saat arus listrik DC berhenti mengalir, maka medan magnetik ini akan hilang dan kemudian menghasilkan arus listrik AC yang kuat di kumparan sekunder ignition coil. 

Arus listrik AC ini kemudian diteruskan menuju busi yang terpasang di ruang bakar. Saat busi terhubung dengan kabel penghubung ignition coil, maka arus listrik AC akan mengalir melalui elektroda busi dan terjadilah proses pembakaran.


Langkah-Langkah Kerja Ignition Coil pada Mobil EFI

Berikut merupakan urutan dari langkah terjadinya pengapian pada mesin EFI menggunakan ignition coil:

1. Pengaturan elektronik yang lebih canggih 

Sistem EFI menggunakan sensor-sensor seperti sensor putaran engkol atau CKP (crankshaft position sensor) dan sensor posisi putaran gas (throttle position sensor) untuk mengukur berbagai parameter mesin. Data dari sensor-sensor ini dikirimkan ke unit kontrol mesin (ECU) yang memproses informasi tersebut. 

2. Pengukuran putaran mesin dan kondisi operasional 

Saat mesin dinyalakan, sensor-sensor akan memberikan informasi kepada ECU mengenai posisi engkol, posisi katup gas, suhu mesin, dan parameter lainnya. Informasi ini memungkinkan ECU untuk menentukan waktu yang tepat untuk memicu pengapian. 

3. Perhitungan waktu pengapian yang optimal 

Berdasarkan data yang diterima dari sensor, ECU akan menghitung waktu yang paling optimal untuk melakukan pengapian. Ini memungkinkan mesin bekerja dengan efisiensi tinggi, meningkatkan kinerja serta efisiensi bahan bakar. 

4. Pengiriman sinyal ke ignition coil 

Setelah ECU menghitung waktu yang tepat, sinyal pengapian akan dikirimkan ke ignition coil. Perbedaannya dengan sistem konvensional adalah bahwa sinyal ini dapat disesuaikan dan dikontrol dengan lebih presisi oleh ECU. 

5. Pengapian campuran bahan bakar dan udara 

Ignition coil menerima sinyal dari ECU, kemudian mentransformasikan arus listrik rendah dari baterai menjadi arus tinggi yang diperlukan untuk menyalakan campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar mesin. 

6. Monitoring dan kontrol terus menerus 

Selama mesin beroperasi, ECU terus memantau sensor-sensor untuk memperbarui informasi mengenai kondisi mesin. Ini memungkinkan ECU untuk terus menyesuaikan timing pengapian sesuai dengan kondisi operasional saat itu.


Masalah Umum dan Perawatan Ignition Coil 

Beberapa masalah umum yang sering dihadapi oleh ignition coil termasuk kerusakan akibat panas berlebih, korosi, atau keausan akibat usia pemakaian. Untuk menjaga kinerjanya, perawatan rutin kendaraan sangatlah penting. Pemeriksaan berkala terhadap sistem pengapian, termasuk ignition coil, dapat membantu mendeteksi masalah secara dini. Penggantian ignition coil yang rusak atau aus juga diperlukan untuk menjaga performa mesin tetap optimal. 



Dengan pemeliharaan yang tepat, pemantauan rutin, serta penggantian  dapat memastikan ignition coil berfungsi dengan sebagaimana mestinya. 

Demikian pembahasan kali ini mengenai fungsi dan cara kerja dari ignition coil pada pengapian kendaraan. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Salam Teknika!

0 Response to "Fungsi dan Cara Kerja Ignition Coil dalam Mesin Kendaraan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel