-->

iklan bawah header

Komponen CVT Motor Matic dan Fungsinya : 15 Bagian & Ulasannya

Sistem CVT atau Continously Variable Transmission adalah sistem transmisi otomatis yang banyak diaplikasikan pada beberapa tipe sepeda motor saat ini. Pada sistem ini akan menghasilkan perbandingan reduksi yang secara otomatis sesuai dengan kondisi dari putaran mesin, sehingga pengendara motor terbebas dari keharusan memindah gigi sehingga lebih nyaman dan santai karena tidak adanya gigi perseneling dalam menggunakannya.

Sistem CVT ini banyak dijumpai pada motor matic seperti Honda Vario, Honda Scoopy, Honda PCX, Yamaha Mio, Yamaha N-Max Suzuki Spin dan lain produk yang beredar saat ini. Pada sistem CVT terdapat mekanisme V-belt yang tersimpan dalam ruangan yang dilengkapi sistem pendingin yang berfungsi untuk mengurangi panas yang timbul karena gesekan saat motor menyala dan jalan, sehingga kan bisa tahan lebih lama dari sistem CVT. Konstruksi dari sistem aliran pendingin V-belt dibuat sedemikianrupa yang akan mengakibatkan sistem terbebas dari kotoran/debu dan air. Posisi dari lubang pemasukan udara pendingin terpasang lebih tinggi dari as roda guna menghindari masuknya air saat motor menerjang di daerah banjir.


Kelebihan CVT (Continously Variable Transmision)

  • Kelebihan utama sistem CVT daripada dengan sistem transmisi manual pada motor adalah dapat memberikan perubahan dari kecepatan dan perubahan torsi oleh mesin ke roda belakang secara otomatis tanpa menekan kopling atau memindah perseneling. 
  • Dengan adanya perbandingan rasio yang sangat tepat tanpa harus memindah gigi, seperti pada motor yang menggunakan transmisi manual. Sehingga, tidak akan terjadi hentakan yang biasa timbul pada pemindahan gigi pada mesin motor yang menggunakan transmisi manual. 
  • Dengan perubahan kecepatan sangat lembut dan dengan kemampuan mendaki yang baik sehingga tidak adanya efek loss power jika menggunakan tranmisi matic karena gas konstan tanpa dikurangi seperti penggunaan dari transmisi manual. 
  • Pada sistem CVT terdiri pulley primary dan pulley secondary yang dihubungkan dengan V-belt. 
  • Mudah dalam perawatan dan pergantian komponen.


Mekanisme CVT (Continously Variable Transmision) 

Rangakaian alur tenaga pada sistem transmisi otomatis CVT dimulai dari putaran crankshaft. Seperti pada sepeda motor lainnya, dalam proses awal motor agar dapat hidup perlu untuk memutarkan poros engkol agar dapat terjadi proses starting. 

Ada dua cara dalam memutar poros engkol, yaitu menggunakan elektrik starter digunakan motor listrik bertenaga baterai terlebih dahulu mengidupkan starter wheel, selanjutnya memutarkan crankshaft. Dan cara kedua menggunakan kick starter, sebelum putaran sampai pada crankshaft, tenaga hentakan dari kick crank terlebih dahulu melewati kopling (One Way Clucth).


Komponen CVT (Continously Variable Transmision)

Perhatikan gambar dibawah ini mengenai bagian-bagian komponen pada CVT motor.

Berikut merupakan bagian-bagian dari komponen CVT matic beserta fungsinya:

1. Pulley Primer (Fixed Primary Sheeve) 

Pulley primer atau biasa disebut dengan Fixed Primary Sheeve merupakan komponen yang tidak bergerak dan memiliki bentuk sebagai piringan. Komponen ini memiliki fungsi utama menahan V-Belt dan juga memperbesar perbandingan rasio pada putaran yang diteruskan dari mesin ke power train. 

2. Pulley Sekunder (Secondary Fixed Sheeve) 

Pulley sekunder atau secondary fixed sheeve  merupakan komponen yang dapat beruputar, berbeda dari komponen sebelumnya yang tidak bergerak. Komponen ini memiliki bahan dasar ringan dengan permukaan yang halus bertujuan agar mempermudah V-Belt untuk bergerak. 

3. Sliding Primary Sheeve 

Apabila pulley primer berfungsi sebagai penahan V-Belt, maka fungsi dari komponen sliding primary sheeve ini adalah untuk menekan V-Belt saat bertambahnya putaran mesin dengan bekerja dengan cara bergerak ke kanan dan ke kiri. 

4. Spacer 

Spacer memiliki fungsi memungkinkan agar pergeseran dinding puller bagian dalam dapat terjadi dengan cara yang halus dan mulus. Spacer  ini akan menjadi poros dinding dalam pulley primer. 

5. Poros Primer (Primary Shaft) 

Komponen ini  memiliki fungsi untuk menghubungkan putaran crankshaft atau kruk as dari mesin ke pulley primer. Poros ini juga tersambung dengan crankshaft mesin secara tetap yang tentunya membuat RPM mesin akan berputar selaras dengan poros utama. 

6. Slide Piece 

Komponen slide piece pada sistem CVT berfungsi meredam getaran pada rumah roller yang dihasilkan pada saat roller bekerja pada primary sliding sheeve. Apabila komponen ini mengalami kerusakan maka dapat menimbulkan suara saat mesin hidup pada putara idle. 

7. Roller (Weight Primary Sheave) 

Roller atau pemberat memiliki fungsi mengatur pergerakan primary sliding sheeve berdasarkan prinsip kerja gaya centrifugal. Komponen ini akan menjadi bantalan keseimbangan gaya berat yang berguna untuk menekan dinding dalam pulley primer saat terjadi putaran tinggi. 

8. V-Belt 

V-Belt atau karet belt memiliki fungsi sangat penting pada komponen sistem CVT pada motor matic sebagai penghubung putaran dari pulley primer ke pulley sekunder. Pada setiap motor V-Belt sendiri tidak akan sama antara motor matic dari produsen A dan produsen B. 

9. Secondary Sliding Sheave 

Secondary sliding sheave memiliki fungsi mengatur besar kecilnya ukuran diameter pada pulley sekunder. Bentuk dari komponen ini adalah tirus yang memiliki maksud agar pegerakan komponen dapat mempengaruhi lebar kecilnya lilitan pada V-Belt. 

10. Pegas (Spring) 

Komponen spring atau pegas memiliki fungsi untuk dapat mengembalikan posisi pulley yang bergerak agar dapat kembali ke posisi awal dari gaya dorong pegas. 

11. Poros Sekunder (Secondary Shaft) 

Komponen poros sekunder pada sistem CVT motor matic memiliki fungsi untuk meneruskan putaran dari puller sekunder ke powertrain. 

12. Clutch Carrier 

Clutch carrier memiliki fungsi menyalurkan putaran dari pulley sekunder ke bagian gigi reduksi. 

13. Clutch Housing 

Clutch housing atau rumah kopling memiliki fungsi untuk menyalurkan putaran dari V-Belt serta menerima putaran dari kopling sentrifugal yang akan diteruskan pada roda belakang motor. 

14. Torsi Cam 

Letak dari komponen ini pada bagian drive pulley atau primary pulley. Komponen ini memliki fungsi sebagai tumpuan dari roller atau pemberat dan berperan sangat penting ketika motor menempuh jalan yang menanjak. Saat menanjak beban pada roda belakang motor akan meningkat dan kecepatan menurun, sehingga saat kondisi itu maka motor membutuhkan torsi yang lebih besar yang dimana peran torsi cam bekerja yaitu untuk meningkatkan torsi motor. Kerja dari torsi cam ini akan menahan pulley driven atau secondary pulley untuk tidak langsung menutup agar mesin tidak drop. 

15. Gigi Reduksi

Gigi reduksi memiliki fungsi untuk menaikkan tenaga dan mengurangi kecepatan putaran yang dibuat oleh CVT. Prinsip kerja dari komponen ini mengurangi kecepatan putaran dan melipatgandakan tenaga yang dihasilkan yang kemudian tenaga ini akan dikirimkan ke poros roda.


Demikian pembahasan kali ini mengenai bagian komponen CVT motor matic dan fungsinya. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Salam Teknika!

0 Response to "Komponen CVT Motor Matic dan Fungsinya : 15 Bagian & Ulasannya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel