-->

iklan bawah header

Pengertian Kontaminasi dan Cara Pengendalian Kontaminasi di Bengkel Otomotif

Kontaminasi dan cara pengendalian - Akibat dari percampuran antara jenis zat kimia atau lebih seringkali kita kenal dengan kontaminasi. Kontaminasi timbul dikarekan oleh berbagai faktor yang dapat mengakibatkan berbagai perubahan dan kemungkinan lain yang bersifat positif maupun negatif. Sehingga, apabila suatu jenis komponen yang sudah terkontaminasi pasti akan mengalami perubahan. Perubahan terjadi dikarenakan terdapat unsur komponen baru yang muncul bertentangan dengan unsur komponen asli dari komponen. Maka akan terjadilah suatu ciri reaksi kimia biasa atau bahkan reaksi yang berbahaya bagi makhluk hidup.


PENGERTIAN KONTAMINASI 

Kontaminasi adalah suatu situasi dimana unsur-unsur lain dicampur bersama untuk menghasilkan efek yang tidak diinginkan. 

Pengertian Kontaminasi Menurut Para Ahli 

Sedangkan pengertian kontaminasi menurut para ahli, antara lain: 

  • State Government Of Victoria (2020), kontaminasi adalah zat-zat yang ada di darat atau air tanah yang berpotensi dapat membahayakan lingkungan atau kesehatan manusia. 
  • Macmillan Dictionary, kontaminasi adalah proses membuat sesuatu menjadi kotor, tercemar, atau beracun dengan cara menambahkan jenis bahan kimia, limbah cair, atau infeksi. 
  • Vocabulary, kontaminasi adalah pencemaran yang tidak diharapkan dari sesuatu oleh zat lain. 

Dalam dunia industri, termasuk otomotif, limbah atau polutan dalam jumlah besar dihasilkannya. Oleh karena itu, berbagai limbah atau kontaminan harus dikendalikan agar tidak menimbulkan masalah. 

Dalam industri otomotif, banyak sekali kontaminasi yang dihasilkan. Berbagai jenis pencemar tersebut diklasifikasikan berdasarkan berbagai hal seperti bentuk dan sifatnya. Misalnya, jenis pencemar tersebut diklasifikasikan menjadi kontaminan cair, kontaminan padat, kontaminan gas, dan kontaminan B3.

Swdangkan contoh lain ketika pembangkit listrik tenaga nuklir membocorkan radiasi ke atmosfer, sehingga menyebabkan kontaminasi di daerah sekitarnya.


PENYEBAB KONTAMINASI 

  1. Kontaminasi Biologi, beberapa penyebab kontaminasi biologi atau mikrobiologis adalah parasit (protozoa dan cacing), virus, bakteri patogen, yang dapat menyebabkan keracunan dan infeksi pada manusia. 
  2. Kontaminasi Kimia, adalah bahan kimia yang mampu menimbulkan intoksikasi pada manusia. Contoh dari bahan kimia penyebab keracunan: antibiotika, residu pestisida, pencemaran kimia industri. 
  3. Kontaminasi Fisik, adalah pencemaran yang bersifat fisik. Contohnya: batu, debu, logam, potongan kayu, atau bahkan peralatan industri yang tidak digunakan. Kontaminasi fisik tidak selalu mengakibatkan penyakit, tetapi juga berbahaya dan dapat menganggu kesehatan manusia. 

Dampak Kontaminasi Fisik 

Beberapa dari dampak kontaminasi fisik: menyebabkan gangguan saluran pencernaan, ginjal, hati, jantung, dan organ tubuh lainnya. Dapat menyebabkan keracunanan pada makanan. Dapat melukai keadaan fisik bahkan dapat menyebabkan kematian. 


CARA MENANGGULANGI KONTAMINASI

  1. Bila Terkena Cairan Korosif Cair, segera dibilas dengan air bersih berulang-ulang pada bagian yang terkena sebelum dibawa ke IGD. 
  2. Bila Terkena Bahan Korosif Padat, segera dibilas dengan air berulang- ulang pada bagian yang terkena, bila perlu dengan air sabun sebelum dibawa ke IGD.  
  3. Bila Luka Bakar Karena Bahan Kimia, secepatnya menghindari dari bahan kimia tersebut dan dicuci dengan air berulang- ulang dan segera ditangani oleh dokter IGD. 
  4. Luka Bakar Karena Panas, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan dikompres air es atau diguyur air sampai rasa sakit hilang dan tidak timbul kembali. Bila perlu direndam didalam air. Cara langkah pertolongan pendinginan dapat dilakukan supaya rasa sakit hilang dan yang lebih penting adalah memperlambat reaksi perusakan jaringan tubuh akibat panas kebakaran.


PENGENDALIAN KONTAMINASI

Kontaminasi mengacu pada situasi di mana unsur-unsur lain dicampur atau terkontaminasi untuk menghasilkan efek tertentu (buruk). Komponen yang dapat menyebabkan pencemaran sangat bervariasi, mulai dari benda, hewan, maupun berbentuk padat atau cair. 

Karena sifatnya yang berbahaya, kontaminasi perlu dikendalikan agar tidak bercampur atau mencemari zat atau unsur lain, sehingga membahayakan kehidupan, terutama bagi manusia. Oleh karena itu, pengendalian pencemaran merupakan suatu cara untuk mencegah tercampurnya atau tercemarnya unsur-unsur lain, dan kedua unsur tersebut dapat menimbulkan dampak buruk dalam jangka pendek maupun jangka panjang.


CARA PENGENDALIAN KONTAMINASI 

Pengendalian kontaminasi disesuaikan dengan jenis kontaminan itu sendiri. Artinya setiap jenis pencemar memiliki perlakuan atau cara pengendalian yang berbeda. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah pembahasan mengenai cara-cara pengendalian pencemaran. 

  • Penanganan kontaminan cair, dengan cara melalui proses: pengolahan primer (penyaringan, pengolahan awal, pengendapan, pengapungan),  pengolahan sekunder dengan mikroorganisme, desinfeksi, dan endapan lumpur. 
  • Penanganan kontaminan padat, dengan cara melalui proses penimbunan terbuka, sanitary landfill (lubang yang dilapisi plastik), membuat kompos padat, dan daur ulang. 
  • Penangan kontaminan gas, dengan cara melalui kontrol emisi, menghilangkan materi partikulat. 
  • Penanganan kontaminan B3, dengan cara melalui penanganan khusus seperti sumur injeksi, kolam penyimpanan, dan terapan ilmu fisika biologi dan kimia. 


KONTAMINAN DI BENGKEL OTOMOTIF 

Ada berbagai contoh kontaminan yang sering ditemukan pada bengkel otomotif. Berikut ini merupakan contoh kontaminan yang ditemui di bengkel otomotif: 

  1. Gas H2SO4 dari hasil elektrolisis accu saat terjadi proses pengisian maupun pengosongan. Indikasi dapat diketahui dari bau menyengat asam sulfat. Sehingga diperlukannya ruangan khusus yang digunakan pada proses pengisian aki. Ruangan tersebut harus memiliki sirkulasi ventilasi yang baik. Selain berbahaya bagi kesehatan, gas H2SO4 juga dapat memicu ledakan jika terkena sumber panas atau api. 
  2. Gas buang dari hasil pembakaran kendaraan bermotor terdapat berbagai macam unsur yang dapat membahayakan kesehatan. Gas tersebut seperti karbonmonoksida, karbondioksida, hidrokarbon, dan partikel lainnya dari hasil pembakaran. Sehingga, sebuah workshop atau bengkel harus memiliki serkulasi ventilasi yang baik supaya berbagai partikel tersebut tidak akan meracuni makhluk hidup. 
  3. Kontaminan cair seperti uap bensin, cairan pembersih, dan lain sebagainya. Dalam proses perawatannya diperlukannya berbagai alat keselamatan diri seperti masker berguna mencegah terjadinya keracunan akibat berbagai kontaminan cairan. 
  4. Limbah B3 atau limbah bahan beracun berbahaya seperti oli dan zat-zat lain yang mengandung bahan berbahaya. Dalam pengelolaan limbah berbahaya tersebut dilakukan secara khusus agar tidak mencemari lingkungan. Limbah-limbah tersebut biasanya ditampung dahulu untuk kemudian dikirim ke tempat penampungan guna didaur ulang. 


KONSEP PENGENDALIAN KONTAMINASI (MEDUKUNG KONSEP HIJAU)

1. Mimilah Sampah

Contoh dalam pengelolaan sampah adalah dengan cara sorting atau pemilahan dari jenis sampah. Sampah harus dipilah dan dibuang berdasarkan dengan jenisnya agar pengelolaan sampah lebih mudah. Berikut ini merupakan pengendalian dalam memilah sesuai dengan jenisnya:

Hijau (Tempat Sampah Organik) 

Tempat sampah warna hijau artinya adalah hanya sampah-sampah organik yang dapat dibuang ke tempat tersebut. Yang dimaksud dengan sampah organik mencakup sampah-sampah alami seperti contoh dedaunan, ranting pohon, dan sisa dari makanan. Sifat dari smpah organik adalah mudah terurai di alam. Manfaat lain dari sampah organik adalah untuk bahan pembuatan pupuk kompos. 

Kuning (Tempat Sampah Anorganik) 

Tempat sampah warna kuning artinya adalah hanya sampah anorganik harus dibuang ke tempat sampah tersebut. Contoh dari sampah anorganik adalah plastik, kaleng, styrofoam, dan sebagainya. Berbeda dengan sampah organik, pada sampah bahan anorganik rata-rata merupakan sangat sulit terurai. Sampah seperti plastik terurai di tanah selama ratusan tahun, dan sebelum terurai plastik dapat turut merusak lingkungan. Maka, sampah anorganik harus dipisahkan dari jenis sampah lainnya dan didaur ulang. 

Merah (Tempat Sampah B3) 

Tempat sampah warna merah artinya adalah tempat sampah khusus sampah B3 atau sampah dengan bahan berbahaya dan beracun. Contoh sampah B3 adalah pecahan kaca, bahan-bahan kimia, dan sebagainya. Dengan cara memilah sampah B3 ke kategorinya diharapkan dapat meminimalisir/menghilangkan risiko bahaya bagi makhluk hidup.


2. Konsep 3 R (Reuse, Reduce, dan Recycle) 

Dengan konsep 3R diharapkan dari penggunaan bahan-bahan yang dapat merusak lingkungan dapat dikurangi bahkan dihiindarkan. Berikut ini merupakan konsep 3R yang perlu anda tahu:

Reduce 

Reduce berarti mengurangi penggunaan dari bahan-bahan yang dapat merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja dari barang yang tidak “terlalu” butuhkan yang intinya adalah pengurangan kebutuhan. Kurangi juga dalam penggunaan kertas tissue dengan cara membawa sapu tangan, baca koran online, dan sebagainya yang dapat mengurangi dampak bahan bekas tidak berguna. 

Reuse 

Reuse berarti pemakaian kembali seperti contoh adalah penggunaan kantong belanja berulang. Sehingga barang dapat dimanfaatkan kembali tanpa dampak merusak lingkungan.

Recycle 

Recycle berarti mendaur ulang barang. Contohnya adalah mendaur ulang sampah organik. Dengan menggunakan bekas botol plastik air minum atau apapun sebagai pot tanaman, sampai mendaur ulang kertas bekas untuk menjadi kertas kembali. Daur ulang secara besar-besaran belum menjadi kebiasaan yang baik bagi lingkungan. 


3. Good Housekeeping 

Dalam penerapkan ‘good housekeeping’, dapat diterapkannya metode 5S di suatu perusahaan. Dalam lean six sigma, 5S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan tempat kerja secara intensif yang digunakan oleh manajemen usaha dalam memelihara ketertiban, efisiensi, dan kedisiplin area kerja sekaligus untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara menyeluruh. 

Di Indonesia, metode ini dikenal dengan nama 5R, di antaranya: 

  • Seiri (ringkas): memilah dan menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan, sehingga barang yang ada di area kerja hanya barang yang dibutuhkan saja. 
  • Seiton (rapi): baik barang maupun peralatan kerja harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan. 
  • Seiso (resik): kegiatan membersihkan peralatan dan area kerja sehingga kondisi peralatan terjaga baik dan area kerja yang bersih juga berdampak baik untuk kesehatan karyawan. 
  • Seiketsu (rawat): standarisasi dan dokumentasi proses yang akan memastikan berjalannya seiri, seiton, dan seiketsu. 
  • Shitsuke (rajin): pemeliharaan kedisiplinan dan konsistensi dalam menjalankan seluruh tahap 5S.

Demikian pembahasan kali ini mengenai kontaminasi dan cara pengendaliannya dalam bengkel otomotif. Semoga dapat bermanfaat.
Salam Teknika!

0 Response to "Pengertian Kontaminasi dan Cara Pengendalian Kontaminasi di Bengkel Otomotif"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel